Harga Steem Turun, Semangat pun Merosot

Hai teman-teman semua, semoga di sore hari ini kalian dalam keadaan sehat dan tetap semangat. Hari ini saya ingin sedikit curhat soal kondisi Steemit belakangan ini, khususnya tentang harga Steem yang terus menurun. Saya yakin, tidak sendirian. Kalian pun pasti merasakan kondisi serupa.

Bagaimana tidak, dalam beberapa waktu terakhir, saya jadi sering melamun sendiri di depan layar. Melihat harga Steem yang makin merosot—jujur saja, ada rasa sedih yang sulit diungkapkan. Dulu, setiap kali memposting tulisan atau foto, saya selalu merasa antusias. Ada semangat yang terpacu karena selain berbagi cerita, saya juga merasa dihargai lewat reward token yang cukup berarti.

Perasaan serupa kalian rasakan juga, bukan? Sekarang? Jangankan semangat, kadang malah muncul rasa ragu. Apakah masih pantas meluangkan waktu dan tenaga untuk mengisi konten di tengah harga koin yang terus merosot? Apakah usaha saya akan sebanding dengan hasil yang diterima?

Tapi anehnya, di tengah semua keraguan itu, saya justru merasa semakin ingin tetap menulis. Iya. Serius. Mungkin karena bagi saya Steemit bukan semata soal uang atau nilai koin. Ini adalah tempat saya berbagi, tempat saya menemukan teman-teman baru yang punya minat sama, tempat saya belajar dan tumbuh. Ada rasa kepuasan tersendiri ketika melihat tulisan saya diapresiasi, walaupun bukan dalam bentuk angka. Buktinya saya masih bertahan hingga sejauh ini sejak pertama sekali membuat akun pada tahun 2016 silam.

Tapi, begitupun tentu saja saya berharap harga Steem bisa segera membaik. Saya ingin suasana komunitas yang dulu ramai bisa kembali terasa. Ingin melihat para kreator lama kembali aktif, dan pengguna baru berdatangan membawa energi segar. Tapi sampai hari itu tiba, saya memilih tetap bertahan. Tetap menulis. Tetap berbagi.

Karena pada akhirnya, yang membuat platform ini hidup bukan hanya harga koinnya, tapi semangat dan ketulusan para penggunanya.

Semoga badai ini cepat berlalu.

Src